Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Menengah
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan ini kemudian dirumuskan secara khusus dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai berikut:
- menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pembinaan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman siswa tentang Agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt; dan
- mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia.
Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Kempetensi yang Diharapkan setelah siswa mempelajari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel Peta Kompetensi yang memberikan gambaran umum tentang capaian kompetensi mulai SD/MI sampai dengan SMA/MA/SMK/MAK.
Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah
Pengembangan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diperkuat melalui pengkondisian aktivitas berupa interaksi siswa baik di lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan pergaulan dunia yang terintegrasi dalam proses pembelajaran di kelas. Pada jenjang SMP kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dikembangkan untuk mengembangkan praktik-praktik dalam pengamalan ajaran agama.
Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas VII sd IX mengikuti elemen pengorganisasi kompetendi dasar (KD) yang mengacu pada kompetensi inti (KI).
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada Sekolah Dasar meliputi:
a. Al-Quran dan Hadis
b. Keimanan
c. Akhlak
d. Fiqh
e. Sejarah Peradaban Islam
Pembelajaran
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan). Di samping itu, pembelajaran juga dapat dilakukan dengan berbagai macam model dan pendekatan sesuai dengan karakteristik materi yang dibelajarkan dan kompetensi yang akan dicapai.
Berikut ini dikemukakan beberapa contoh model pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Dalam pembelajaran al-Qur’an dapat digunakan metode Mencari Pasangan (Make a Match) dalam menentukan ayat dan terjemahannya. Dalam pembelajaran aqidah dapat digunakan metode Penemuan (Inquiry) dalam mencari bukti-bukti kekuasaan Allah Swt. Dalam pembelajaran akhlak dapat digunakan metode Bermain Peran (role playing) dalam mencontohkan perilaku terpuji. Dalam pembelajaran fiqh dapat digunakan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dalam menentukan dampak positif pelaksanaan kurban. Dalam pembelajaran Sejarah Peradaban Islam dapat digunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) mencari contoh- contoh tradisi masyarakat Indonesia yang tidak bertentangan dengan Ajaran Islam. Contoh penggunaan model-model pembelajaran tersebut tidak baku, tetapi harus disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat dilaksanakan dengan menggunakan berbagai metode dan strategi yang tepat dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama. Dalam model problem based learning misalnya, pendidik dapat menanamkan nilai-nilai kerjasama, gotong- royong, kerukunan dan demokrasi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Dengan metode role playing (bermain peran) pendidik dapat menanamkan nilai- nilai ajaran Islam tentang hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru serta empati kepada sesama manusia. Dalam metode demonstrasi, pendidik dapat menanamkan nilai-nilai ajaran Islam tentang tata krama, sopan santun, dan rasa malu. Dalam metode ini, pendidik juga dapat menanamkan nilai kebersaan dalam shalat jama’ah, nilai kasih sayang Allah dalam shalat jama’ dan qashar. Dalam Small group discussion (diskusi kelompok kecil), pendidik dapat menanamkan nilai-nilai percaya diri dalam berpendapat, toleransi dalam perbedaan pendapat, dan disiplin. Dalam metode inquiry, pendidik dapat menanamkan nilai kejujuran, pandai bersyukur, kasih sayang, dan amanah.
Selain itu, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat juga dikemas melalui multimedia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh: al-Qur’an, aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah peradaban Islam dapat dikemas sedemikian rupa dalam web secara terpadu. Bahan-bahan materinya dapat berupa berbagai macam media seperti bahan teks, gambar, suara, video, animasi, simulasi dan sebagainya. Materi-materi tersebut dapat dipadukan ke dalam satu-dua media atau semua media (multimedia).
Pengembangan materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat juga dikemas secara interaktif dan menarik. Salah satu caranya adalah dengan menintegrasikan berbagai macam media sehingga siswa dapat memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya, dan mendapatkan jawaban melalui pemanfaatan komputer. Dengan demikian siswa memiliki kebebasan belajar sesuai dengan keinginannya. Hal ini dimaksudkan agar belajar menjadi tidak monoton, mengekang, dan menegangkan.
Kebutuhan siswa harus juga menjadi pertimbangan dalam pembelajaran. Pada umumnya ada tiga tipe pembelajar, yaitu auditory, visual, dan kinestetik. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, pendidik dituntut untuk dapat mengakomodasi kebutuhan siswa yang karakteristiknya beragam. Dengan demikian, pendidik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti telah mengimplementasikan ajaran Islam tentang keadilan, berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, responsif, dan nilai-nilai lain dalam ajaran Islam yang humanis.
Penilaian
Aspek yang dinilai pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalaui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek dan portofolio.
Sebagai ilustrasi, berikut ini dikemukakan beberapa contoh teknik penilaian. Dalam penilaian al-Qur’ān dapat digunakan teknik penilaian praktik membaca al-Qur’ān, komponen yang dinilai meliputi: cara membaca (pengucapan huruf, panjang pendek bacaan) dan adab membaca. Dalam penilaian aqidah dapat digunakan teknik penilaian diri terhadap pengamalan keyakinan. Dalam penilaian akhlak dapat digunakan teknik penilaian observasi. Dalam penilaian fiqh dapat digunakan teknik penilaian praktik ibadah. Dalam penilaian sejarah peradaban Islam dapat digunakan teknik penilaian proyek.
Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa
Indonesia sebagai negara kesatuan yang terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, budaya, ras, dan kelas sosial merupakan kekayaan yang patut disyukuri dan dipelihara agar tetap menjadi sumber kekuatan. Jika tidak disikapi dengan bijak, keberagaman itu dapat menjadi sumber konflik. Oleh karena itu, berbagai kearifan lokal yang telah mengakar di masyarakat harus dipelihara dan dikembangkan sesuai nilai-nilai Islam yang humanis, toleran, demokratis, multikultural, dan berwawasan kebangsaan.
Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013 juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan TIK mendorong siswa dalam mengembangkan kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa). Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, LKS bukan hanya kumpulan soal.
Download Silabus RPP PAI (Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti) SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Silabus RPP PAI (Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti) SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:
Silabus RPP PAI SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX
Download File:
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Silabus RPP PAI (Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti) SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX. Semoga bisa bermanfaat.
0 Response to "Silabus RPP PAI SMP MTs Kurikulum 2013 Kelas VII, VIII, IX"
Posting Komentar